Inilah Pendapat tentang esportd dari Pencipta Game PUBG ‘Brendan Greene’

Game PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) menjadi semakin populer saat ini. Game tersebut kian terkenal setelah dikaitkan dengan aksi terorisme yang terjadi di masjid Selandia Baru.

Sosok di balik munculnya game PUBG ialah Brendan “PlayerUnknown” Greene, yang tidak menyangka game-nya bakal populer seperti saat ini. “Saya hampir menangis melihat permainan di sana. Saya menginginkan e-sport, di stadion, dengan jutaan orang menonton di seluruh dunia. Itu gila. Saya tidak pernah berpikir saya akan pernah ke sana,” kata Greene, seperti dilansir Theverge, Sabtu (30/3/2019).

Seiring bertambahnya usia PUBG, kancah kompetitifnya perlahan-lahan semakin matang. Tahun lalu adalah momen besar, selain final Berlin, banyak liga profesional juga didirikan di kawasan di seluruh dunia.

Menurut Greene, yang baru-baru ini membentuk studio baru tetapi tetap menjadi konsultan di PUBG, kancah kompetisi adalah bagian integral dari masa depan jangka panjang game.

“Kami tidak berpikir dalam bulan dan tahun, kami berpikir lima, 10 tahun. Terutama dengan e-sports. E-sports membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diatur dengan benar, untuk mendapatkan semua mekanisme dan sistem yang berbeda untuk memungkinkan pertumbuhan,” ujarnya.

Game online yang sudah beredar ini tetap harus memiliki gamer dan sustainable, untuk itulah muncul liga e-sports profesional, termasuk pada game seperti League of Legends dan Overwatch.

Begitu juga pada game bergenre battle royale, perusahaan tidak tanggung-tanggun untuk menginvestasikan dananya pada eSports. Epic menempatkan banyak upaya dan uang untuk membuat Fortnite e-sport yang layak, investasi hingga USD100 juta, termasuk USD30 juta final Piala Dunia di New York musim panas ini.

Dengan tawaran sponsor yang menggiurkan, arena yang penuh sesak, dan audiens yang besar di Twitch dan platform lainnya, jelas ada alasan finansial bagi pengembang untuk menjelajahi ruang permainan yang kompetitif. Akan tetapi menurut Greene, tim di belakang PUBG hanya mulai serius mempertimbangkan e-sports karena itu adalah sesuatu yang diminati masyarakat.

“Jika sebuah permainan akan menjadi e-sport yang sukses, para pemain harus menginginkannya, masyarakat harus menginginkannya,” katanya.

“Saya rasa Anda tidak bisa membuat e-sport. Anda tidak bisa berkata, ‘Wah, ini e-sport.’ Anda harus membuat game yang bagus, game yang kompetitif, dan kemudian jika publik menginginkannya, maka saya pikir e-sport dapat dibangun di atas ini. Saya pikir dengan battle royale dan PUBG, kami memilikinya,” jelas Greene.

Greene percaya PUBG memiliki keunggulan dibandingkan e-sports lain yang saat ini bersaing dengannya. Ini dinilai sebagai permainan yang relatif mudah dimengerti. Ketika game kompetitif terus menjangkau audiens yang lebih umum, tingkat kesederhanaan yang melekat pada game battle royale dapat membantu game mencapai audiens baru.

“Saya pikir itu bisa menjadi olahraga, bukan hanya olahraga elektronik,” kata Greene.

“Saya pikir PUBG cukup cocok untuk penggemar di luar pemirsa game inti itu. Masalah dengan banyak e-sports lainnya adalah bahwa, bagi orang-orang yang bukan gamer, sulit bagi mereka untuk memahami apa yang sedang terjadi. Bahkan saya sebagai seorang gamer, saya merasa sulit untuk menonton beberapa e-sports karena saya tidak mendapatkan apa yang terjadi, itu terlalu cepat, atau ada terlalu banyak di layar. PUBG tidak seperti itu. Sederhana, mudah digunakan; Anda memiliki pistol, Anda memiliki granat,” terangnya.

Menurut Greene, ini merupakan hal-hal sederhana yang dapat dipahami oleh pemirsa. Hal tersebut juga membantu developer membuat lompatan menjadi e-sport yang lebih komersial.

Tinggalkan komentar